Sinar
matahari mulai memasuki kamar Sinta melalui celah-celah jendela di kamarnya.
Sinta pun terbangun dan perlahan membuka matanya. Namun matanya terasa berat
dan sembab. Yahh.….. Tadi malam setelah menangis Sinta tertidur dengan
lelapnya. Tiba-tiba kepala Sinta pusing saat teringat pertengkaran orangtuanya
tadi malam. Kata-kata orangtuanya muncul satu persatu diotaknya dan tiba-tiba
kejadian itu terlintas jelas dibenaknya.
“Ma, Papa ingin
menikahi Nita, sekretaris di kantor Papa itu. Papa sangat mencintainya Ma,”
desak Papa.
“ Tapi bagaimana dengan
nasib Sinta? Apa Papa tidak memikirkan perasaan Sinta?” Kata Mama sambil
menguatkan hatinya.
“Baiklah, Papa akan
mengajak Sinta untuk membicarakan masalah ini.”
Papa keluar
meninggalkan Mama yang sedang terduduk lemah.