“Untuk apa sekolah tingi-tinggi, banyak yang sekolah sampai Sarjana S1,S2,S3 pada nganggur dan sulit cari pekerjaan”.
Kalimat seperti itu seringkali terlontar dari mulut masyarakat pedesaan seperti di tempatku. Meskipun para pejabat, tokoh masyarakat sudah seringkali menjelaskan tentang pentingnya sekolah, bahwa sekolah bukan untuk mencari pekerjaan namun mereka tetap ‘meyakini” bahwa sekolah tinggi-tinggi adalah percuma. Di masyarakat kami, yang dibutuhkan adalah sukses dibidang ekonomi atau bahasa mereka “kaya”. Bahkan dimata masyarakat kami, orang kaya lebih disegani daripada orang pintar atau pejabat yg tidak kaya.
Yang terpenting menurut mereka adalah bisa membaca , menulis dan berhitung, apalagi ngitung uang.Selebihnya tidak perlu. “Apa itu hukum Archimedes, hukum Pascal, teori Relativitas tidak ada gunanya dipelajari”, apakah ketika kita mau tanam padi kita pakai hukum -hukum atau teori itu..?” Begitu kira-kira pendapat kebanyakan dari mereka. Bahkan ada yang lebih ekstrem dalam berpendapat, ” kalau nanti kamu sekolah pinter dan tidak mendapat pekerjan, jangan2 nanti kamu bikim Bom dan jadi teroris “.
Harus bagaimana ini ? Selaku aparat pemerintah paling bawah, susah juga merubah mindset mereka untuk memahami arti pentingnya ilmu. Nasehat dan pidato dari pejabat rendahan dan miskin seperti aku tentu kurang bisa didengar di telinga mereka. Sebenarnya beberap tahun lalu, semangat utk sekolah mulai bangkit, ketika ada slogan sekolah gratis. Tapi setelah tahu bahwa itu hanya sekedar slogan dan prakteknya ternyat mereka harus mengeluarkan duit juga, maka kendor lagi semangat untuk bersekolah, dan mereka kembali berpendapat…TAK PERLU SEKOLAH TINGGI-TINGGI….yang penting cari duit aja.
Dan rupanya tenaga kerja kita masih terlalu banyak dibandingkan dengan lowongan pekerjaan yang ada, sehingga menambah keyakinan bagi masyarakat kami untuk tidak perlu sekolah tinggi, yang penting bisa bertani atau menjadi TKI.
Yang terpenting menurut mereka adalah bisa membaca , menulis dan berhitung, apalagi ngitung uang.Selebihnya tidak perlu. “Apa itu hukum Archimedes, hukum Pascal, teori Relativitas tidak ada gunanya dipelajari”, apakah ketika kita mau tanam padi kita pakai hukum -hukum atau teori itu..?” Begitu kira-kira pendapat kebanyakan dari mereka. Bahkan ada yang lebih ekstrem dalam berpendapat, ” kalau nanti kamu sekolah pinter dan tidak mendapat pekerjan, jangan2 nanti kamu bikim Bom dan jadi teroris “.
Harus bagaimana ini ? Selaku aparat pemerintah paling bawah, susah juga merubah mindset mereka untuk memahami arti pentingnya ilmu. Nasehat dan pidato dari pejabat rendahan dan miskin seperti aku tentu kurang bisa didengar di telinga mereka. Sebenarnya beberap tahun lalu, semangat utk sekolah mulai bangkit, ketika ada slogan sekolah gratis. Tapi setelah tahu bahwa itu hanya sekedar slogan dan prakteknya ternyat mereka harus mengeluarkan duit juga, maka kendor lagi semangat untuk bersekolah, dan mereka kembali berpendapat…TAK PERLU SEKOLAH TINGGI-TINGGI….yang penting cari duit aja.
Dan rupanya tenaga kerja kita masih terlalu banyak dibandingkan dengan lowongan pekerjaan yang ada, sehingga menambah keyakinan bagi masyarakat kami untuk tidak perlu sekolah tinggi, yang penting bisa bertani atau menjadi TKI.
0 komentar:
Posting Komentar